Alexander Pichushkin Bocah Imut Yang Tumbuh Menjadi Monster!!!

Anak adalah satu diantara anugrah paling besar dalam kehidupan. Mereka terlahir didunia ini dalam kondisi suci serta murni tanpa ada sedikitpun keinginan serta nafsu. Mereka dapat tumbuh jadi apa pun maupun siapapun, tergantung pada apa yang mereka saksikan serta serap dari lingkungan ataupun orang tuanya. Seorang anak adalah peniru paling ulung yang bakal mengambil semua yang mereka saksikan serta menjadikanya sisi dari kepingan puzle kepribadian yang sedikit-demi sedikit terbentuk dalam masa pertumbuhanya. Kebijaksanaan orangtua dalam mendidik anak bakal begitu punya pengaruh dalam membuat pribadi seseorang anak, mau itu menjadikan mereka satu pribadi yang welas asih serta penuh cinta pada sesama atau malah membuat mereka jadi monster mengerikan yang penuh dengan kebencian. Kita semuanya tentu sepakat bila tiap-tiap anak terlahir didunia ini sebagi bocah yang imut, namun siapa sangka bila bocah imut ini, kelak ada yang tumbuh jadi seorang monster paling keji yang pernah terdaftar dalam sejarah. Tak tahu karena apa yang mereka alami atau dampak dari keluarga serta lingkungan bocah imut ini, saat ini populer sebagai seorang monster. Serta di bawah ini yaitu penjelasan mengenai Bocah Imut Yang Tumbuh Jadi Monster

Alexander Pichushkin


Bila lihat senyum bocah imut di atas, tentu tidak bakal ada yang menganggap bila nantinya Ia bakal jadi satu diantara monster paling menakutkan dalam sejarah kriminalitas di negara Rusia. Terlahir dengan nama Alexander Yuryevich " Sasha " Pichushkin di Rusia pada tangal 9 April 1974, pria yang dikenal juga sebagai The Chessboard Killer serta The Bitsa Park Maniac ini adalah seorang pembunuh berantai yang sudah mengalahkan rekor, Andrei Chikatilo (52 korban) dengan mencatatkan korban hingga lebih dari 60, yang umumnya Ia kerjakan di taman Bitsa, kota Moskow, Rusia.


Pichushkin kecil sesungguhnya tumbuh sewajarnya anak umum lain, tetapi satu insiden waktu Ia kecil sudah mengubah jalan hidup Pichushkin untuk selama-lamanya. Satu hari Pichushkin terjatuh kebelakang waktu bermain ayunan, hal semacam ini bikin sisi belakang dari kepalanya terbentur dengan keras. Sesudah dibawa ke dokter, mereka menyebutkan kalau Pichushkin, alami gegar otak yang lumayan kronis. Kemudian kepribadian Pichushkin sedikit demi sedikit beralih jadi lebih agresif serta inpulsif. Lihat pergantian ini, sang Ibu pada akhirnya memindahkanya dari sekolah umum ke sekolah untuk anak berkebutuhan khusus. Aksi sang Ibu ini menkjadi petaka untuk Pichushkin, lantaran kemudian rekan-rekan lama Pichushkin mulai kerap mengolok-oloknya sebagai anak yang terbelakang. Lihat kondisi cucunya seperti ini, pada akhirnya sang kakek mengambil keputusan untuk membawa Pichushkin tinggal bersamanya. Ditempat kakeknya berikut Pichushkin mulai temukan hoby baru yakni bermain catur. Sang kakek yang mengerti kalau Pichushkin sesungguhnya yaitu anak yang cerdas, mengajarinya catur supaya Pichushkin dapat mencari pelampiasan dari agresi dalam dirinya. Semasa bersama sang Kakek, Pichushkin melakukan hari-hari yang cukup mengasyikkan, walau Ia masihlah kerap di bully namun Pichushkin tidak lagi jadi anak yang agresif akibat didikan sang kakek. Tetapi semuanya segera berubah, saat Kakek Pichushkin wafat, Ia seakan kehilangan panutanya serta mulai kerap konsumsi Vodka.

Kecanduanya bakal Vodka ini makin jadi, terutama waktu Pichushkin kembali tinggal bersama Ibunya. Serta pada th. 1992, mengakui terinspirasi oleh masalah Andrei Chikalito, Pichushkin yang saat itu masih merupakan seorang pelajar mulai lakukan tindakan pembunuhan pertamanya serta mulai dengan cara rutin lakukan pembunuhan pada th. 2001. Umumnya korban Pichushkin adalah pria tunawiswa yang Ia rayu dengan iming-iming Vodca supaya ingin turut denganya. Sesudah mereka minum berbarengan, Pichushkin bakal segera menghantam kepala korbanya dengan palu serta kemudian menusuk luka yang ada di kepala korbanya dengan botol Vodca, sebelumnya melemparkan mereka ke semak belukar di taman Bitsa. Terkecuali beberapa tunawiswa, Pichushkin juga tidak segan membunuh wanita serta anak-anak, yang Ia serang dari belakang memakai palu, menurut dia langkah tersebut begitu efisien lantaran selain korbanya tidak mengerti, Ia juga akan terhindar dari cipratan darah korban. Pembunuhan pada Marina Moskalyova pada musim panas th. 2006, jadi tindakan paling akhir Pichushkin, lantaran Ia tertangkap dalam kamera CCTV di kota Moskow jadi orang paling akhir yang bersama dengan Marina, 3 hari sebelum mayat wanita ini pada akhirnya di temukan. Dalam persidanganya Pichushkin didakwa atas 49 masalah pembunuhan di dasarkan pada jumlah korban yang sukses di dapatkan oleh pihak kepolisian. Tetapi Pichushkin mengakui sekurang-kurangnya Ia sudah membunuh 60 sampai 63 orang dalam usahanya untuk lengkapi 64 yang Ia rencanakan, sesuai dengan jumlah bagian dalam papan catur. Ia juga mengakui selalu membunuh bila tidak di hentikan, lantaran baginya membunuh sama utamanya dengan makan untuk orang pada umumnya. Bila Ia tidak membunuh jadi Ia bakal mati, Seperti orang lain bila tidak makan.