Penganiayaan pada tenaga pendidik kembali berlangsung di Kalimantan Barat. Kesempatan ini sebagai k0rban adalah Kepala Sekolah Basic Negeri 37 Sungai Ambawang Husin.
Dia dihajar Mansyur, kakek satu diantara murid di sekolah itu. Mengakibatkan, Husin alami luka yang cukup kronis. Bibirnya pecah sesudah terima bogem mentah. Terlebih dulu, penganiayaan juga dihadapi Jamilah binti M. Yusuf.
Guru honorer di SDN 20 Sungai Radak Baru, Kecamatan Terentang, Kabupaten Kubu Raya digunting rambutnya dengan cara paksa oleh orangtua murid.
Kepolisian Bidang Sungai Ambawang segera mengambil keputusan Mansyur (70) sebagai pelaku penganiayaan.
Sekarang ini, tersangka ditahan di Polsek Sungai Ambawang untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Ia dijerat pasal 152 KUHP dengan ancaman tiga bln. penjara.
Kepala Kepolisian Resort Ambawang AKP Hardik mengungkap, masalah itu masihlah jalan. Tetapi, tak tutup peluang keduanya memgambil jalur perdamaian.
“Sejauh ini perlakuannya masihlah jalan. Pelaku telah diputuskan sebagai tersangka serta ditahan, ” kata Hardik waktu dihubungi Pontianak Post, Selasa (13/9) tempo hari.
Menurut Hardik, tersangka sekarang ini sudah menunjuk pengacara untuk mengikuti perkara itu. “Kami sesuai sama prosedur saja. Lantaran ini menyangkut institusi, serta sesuai sama arahan ayah Kapolres, kasusnya tetaplah jalan, ” lanjutnya.
Penganiayaan itu berlangsung lantaran ada salah pengertian. Dua hari sebelumnya peristiwa, murid-murid kelas 2 SDN 37 Ambawang memanjat pohon tidak jauh dari sekolahnya.
Ketika berbarengan, ada anak lelaki yang terjatuh terpeleset dari pohon, lalu menerpa anak yang ada di bawahnya. Kebetulan murid wanita di sekolah yang sama.
Tetapi, lalu berkembang ada gosip perbuatan asusila. Sekolah juga sudah memanggil semuanya pihak. Termasuk juga murid serta beberapa wali murid yang terjatuh dari pohon itu.
Hasil pertemuan menyimpulkan kalau permasalahan yang berlangsung cuma salah pengertian serta cukup dikerjakan dengan cara kekeluargaan. Tetapi, siapa kira gosip perbuatan asusila selalu berkembang.
Mansyur bahkan juga nekat mendatangi sekolah itu. Dia segera sebagian geram di sekolah. Husin menasihati supaya Mansyur tak sebagian geram serta merampungkan permasalahan itu dengan cara kekeluargaan.
Sayangnya, anjuran Husin ini malah disikapi dengan sikap tidak sama. Husin mendadak melayangkan bogem mentah yang mendarat di bibir Husin. D4r4h juga mengucur deras.
http://www.jpnn.com/read/2016/09/14/467321/Astaga-Kepala-Sekolah-Dihajar-Kakek-Murid-Sampai-Berdarah-