Bidang pendidikan yaitu aspek kunci yang menentukan perkembangan satu bangsa. Hal itu di sampaikan Atta-ur-Rahman, ilmuwan terkemuka asal Pakistan.
Ia mencontohkan kesuksesan rakyat China serta Singapura bangun negaranya, terutama di bagian ekonomi.
" Singapura populasinya tak besar serta tidak miliki sumber daya alam, areanya kecil -- mungkin saja sebesar Karachi -- tetapi nilai ekspornya mencapai US$ 518 miliar, lebih besar dari Pakistan serta Indonesia, " kata mantan Menteri Sains serta Tehnologi Pakistan itu waktu jadi pembicara dalam arena pemberian Ristekdikti-Kalbe Science Awards, Jumat 19 Agustus 2016 malam.
" Mengapa mereka bisa? Lantaran pengetahuan jadi penggerak paling utama, " lebih pakar dalam bagian kimia organik itu. " Sesaat China lakukan investasi besar di bagian pembangunan sumber daya manusia. "
Pemimpin badan PBB, UN Committee on Science and Technology itu mengutamakan, cerita sukses dua negara Asia itu sangat mungkin diikuti Indonesia serta Pakistan. Prasyaratnya, ke-2 negara bersungguh-sungguh fokus diri mengatur system pendidikan.
" Kita (RI serta Pakistan) miliki tantangan sama, kita mesti lakukan investasi besar didunia pendidikan supaya bisa mengambil langkah maju, " dia memberikan.
Pernyataan Atta-ur-Rahman relevan dengan kenyataan kalau Indonesia bakal memperoleh bonus demografi, yakni jumlah umur angkatan kerja (15-64 th.) mencapai sekitar 70 %, sedang 30 % masyarakat yg tidak produktif --usia 14 th. ke bawah serta umur diatas 65 th. pada 2020-2030.
Di satu segi, itu yaitu peluang besar untuk Indonesia. Demikian sebaliknya, bila tidak dikelola dengan baik, akhirnya pasti adalah bencana.
Belajar dari India
Ada satu negara yang tidak tidak sama jauh dengan Indonesia, yang hadapi semua persoalan yang sama peliknya. Tetapi bangsa itu telah dapat tunjukkan kedigdayaannya dalam bagian ilmu dan pengetahuan serta sains : India.
India sudah kirim satelitnya ke Bulan, bahkan juga Mars -- satu prestasi yang buat tercengang negara-negara Barat, mengingat keadaan ekonominya yang tidak sepadan dengan negara maju.
India meletakkan satelit di orbit sekitaran Mars pada Rabu 24 September 2014 jam 07. 41 waktu setempat. Jadi yang ke empat yang sukses menjelajah Planet Merah -- sesudah Amerika Serikat, Eropa, serta Uni Soviet.
Satelit robotik itu dinamakan Mangalyaan. Resminya ia disebut sebagai Mars Orbiter Mission (MOM)
Hebatnya, India sukses menembus Planet Merah dalam usaha pertamanya. Sekali langsung gol! Semuanya sukses dikerjakan dengan biaya murah -- dibawah dana pembuatan film Hollywood Gravity.
Berkaitan itu, Kepala Lapan Thomas Djamaluddin menerangkan, kuncinya yaitu tekad kuat. India telah mempunyai prinsip untuk meningkatkan tehnologi antariksa, bahkan juga salah seorang ahli roketnya jadi presiden.
" Meskipun dalam keadaan perseteruan serta mempunyai banyak penduduk, telah ada prinsip politik dari pemerintah, " tutur Thomas.
" Mereka tunjukkan pada orang-orang kalau tehnologi antariksa sudah menolong banyak permasalahan disana berkaitan dengan kebencanaan. Sebelumnya topan tropis disana mengonsumsi banyak korban, namun dengan tehnologi antariksa, mitigasi bencana bisa dikerjakan, " paparnya.